Hati-hati, Toxic Positivity Bisa Bikin Kamu Stres!
Di era media sosial yang serba positif, kita seringkali terpapar dengan pesan-pesan yang mendorong kita untuk selalu bahagia dan optimis. Namun, tahukah kamu bahwa sikap positif yang berlebihan ini justru bisa berdampak negatif pada kesehatan mental kita? Ya, inilah yang disebut toxic positivity.
Apa Itu Toxic Positivity?
Toxic positivity adalah kecenderungan untuk menekan atau mengabaikan emosi negatif demi mempertahankan citra positif. Orang yang menganut toxic positivity percaya bahwa mereka harus selalu bahagia dan tidak boleh menunjukkan kesedihan, kemarahan, atau ketakutan. Mereka seringkali menggunakan frasa seperti "Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja" atau "Fokuslah pada sisi baiknya" untuk mengabaikan perasaan negatif orang lain.
Dampak Negatif Toxic Positivity
Meski terlihat positif, toxic positivity sebenarnya bisa berdampak buruk pada kesehatan mental kita. Berikut adalah beberapa dampak negatifnya:
- Menekan Emosi: Toxic positivity memaksa kita untuk menekan emosi negatif, yang justru dapat memperburuk masalah. Ketika kita tidak mengakui dan mengatasi emosi negatif, emosi tersebut akan menumpuk dan akhirnya meledak.
- Meningkatkan Stres: Menahan emosi negatif dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Ketika kita tidak bisa mengekspresikan perasaan kita secara sehat, tubuh kita akan merespons dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol.
- Merusak Hubungan: Toxic positivity dapat merusak hubungan karena menciptakan ekspektasi yang tidak realistis. Ketika orang lain melihat kita selalu positif, mereka mungkin merasa tidak nyaman berbagi masalah mereka dengan kita.
- Menghalangi Pertumbuhan Pribadi: Toxic positivity mencegah kita belajar dari kesalahan dan pengalaman negatif. Ketika kita hanya fokus pada sisi baiknya, kita kehilangan kesempatan untuk introspeksi dan berkembang.
Cara Menghindari Toxic Positivity
Untuk menghindari dampak negatif toxic positivity, penting untuk:
- Akui Emosi Negatif: Izinkan dirimu merasakan emosi negatif tanpa menghakimi. Emosi ini adalah bagian dari kehidupan dan tidak perlu ditekan.
- Ekspresikan Emosi Secara Sehat: Carilah cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi negatif, seperti berbicara dengan teman tepercaya, menulis jurnal, atau berolahraga.
- Fokus pada Solusi: Alih-alih hanya berfokus pada sisi baiknya, cobalah untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.
- Batasi Paparan Media Sosial: Media sosial seringkali menjadi sumber toxic positivity. Batasi waktu yang kamu habiskan di media sosial dan carilah konten yang lebih realistis.
- Cari Dukungan Profesional: Jika kamu merasa kewalahan oleh emosi negatif, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari terapis atau konselor.
Kesimpulan
Toxic positivity adalah sikap yang dapat membahayakan kesehatan mental kita. Dengan mengakui emosi negatif, mengekspresikannya secara sehat, dan mencari dukungan ketika dibutuhkan, kita dapat menghindari dampak negatif toxic positivity dan menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan sehat secara emosional. Ingat, tidak apa-apa untuk tidak selalu merasa positif. Emosi negatif adalah bagian dari kehidupan dan membantu kita tumbuh dan berkembang.